Translate

Rabu, 10 Juni 2015

JKT48 Fanfiction : Friend? - Prologue : Siswa Baru


Judul : Friend?
Genre(s) : Friendship, murder [sedikit], family [sedikit],drama.
Author : Khansa Audrey a.k.a Yuu-chan
Cast : [Devi Kinal Putri & Jessica Veranda], Jessica Vania, Shania Junianatha, dll
Warning! : Typo(s), ejaan sesuka Yuu, alur kecepetan, jauh dari kata sempurna.
DILARANG!!
Mengcopas cerita ini tanpa nama author dan izin dari Yuu.
.
.
.
.
.
.
.

Prologue : Siswa Baru

Devi Kinal Putri turun dari sebuah mobil hitam. Ia menolehkan kepalanya ke kanan dan kekiri. Matanya memincing agar dapat melihat dengan jelas pada kegelapan malam.
“Psst! Aku disini!”
Merasa seruan itu untuknya, Kinal segera menoleh. Ia mendapati siluet seorang gadis di ambang gang senggol yang banyak terdapat pada kawasan itu.
Kinal menghampiri gadis itu.
“Ada apa Shania?” Tanya gadis itu pada seorang gadis lain di depannya.
“Kau datang. Syukurlah,” gadis berkacamata yang dipanggil Shania itu terkekeh pelan.
“Jika kau menyuruhku datang ke sini hanya untuk obrolan perempuan yang tidak penting aku akan pulang dan besok pagi akan membuangmu ke sumur,” Kinal mendelik galak.
“Tentu tidak, tenanglah Kinal. Aku hanya ingin menyampaikan kalau kita punya target lagi,” Shania menghentikan kekehannya lalu menatap Kinal serius.
“Heh, ternyata Melody benar-benar mengerti aku. Sudah lama rasanya tangan ini tidak merasakan dinginnya darah segar,” desis Kinal. Gadis bersurai pendek itu menyeringai.
“Kamu memang tidak pernah berubah Nal, sudah ya, aku punya banyak hal yang harus dikerjakan,” Shania ikut menyeringai kecil. Gadis itu pergi meninggalkan Kinal.
“Hanya seperti ini? Mengapa kau tidak mengirim pesan singkat atau menelpon saja ‘sih?” Tanya Kinal dengan nada tak suka.
Shania berhenti, lalu menolehkan kepala. “Aku ‘kan ingin bertemu denganmu. Kita kan sudah kenal lama, masa hanya bertemu saat ada pekerjaan sih?”
“Aku hanya benci dunia luar. Sudah, aku mau pulang,” jawab Kinal dingin.
***
Jessica Veranda terlihat tengah mematut dirinya di depan sebuah cermin. Ia merapikan seragam serta rambutnya.
“Perfect!” gumamnya sambil tersenyum. Ia mengambil tas ransel yang ditaruhnya di atas kasur. “Oke, Jessica Veranda sudah siap untuk sekolah baru!”
Veranda menuruni tangga untuk sarapan. Selesai sarapan, ia bangkit lalu berpamitan dengan ayah, ibu, serta adiknya.
“Ma, Pa, Van, Ve pamit ya!” Veranda memeluk kedua orangtuanya.
“Hati-hati ya sayang,” pesan mamanya sambil mengelus rambut gadis itu.
“Oke Ma!” Veranda mengedipkan sebelah matanya lalu berjalan menuju pintu. Dipakainya sepatu kets yang baru dibelikan papanya. Gadis itu memang tipe-tipe penyayang lingkungan. Walaupun keluarganya sangat berkecukupan tapi ia lebih memilih untuk naik kendaraan umum. Alasannya karena ingin mengurangi polusi udara.
Ia kini telah sampai di halte bus dekat rumahnya. Sambil celingukan, Veranda menyumpal sepasang telinganya dengan ear phone.
5 menit kemudian, sebuah bus berhenti di depan halte. Dengan riang gadis itu memasuki bus.
***
Kini, Veranda telah sampai di sekolah barunya. SMAN 48 Jakarta. Ia celingukan mencari guru yang bisa ditanyainya. Ia ingin menanyakan tentang dimana kelas barunya.
“Kamu murid baru ya?”
Veranda merasa ada yang menepuk bahunya. Bingo! Ia mendapati sosok perempuan dengan kemeja dan blazer. Pasti itu guru.
“I-iya …, kalau boleh tanya, kelas XI-II dimana ya?” tanya Veranda sambil menundukan kepalanya. Ia memang terlalu malu kalau harus bertatap muka dengan orang yang tidak atau baru dikenalnya.
Guru itu tersenyum, “jadi kamu ya anak baru itu? Sini, biar saya antar. Saya Iva Mufarida. Wali kelas kamu yang baru.”
“B-baik bu.”
***
Kriet ….
Pintu ruang kelas Kinal terbuka. Di ambangnya terlihat sang wali kelas beserta seorang gadis yang tidak dikenal oleh Kinal.
“Selamat pagi anak-anak …,” sapa sang guru dengan senyuman cerah.
“Selamat pagi Bu …!”
“Seperti yang Ibu katakan kemarin, kelas ini kedatangan murid baru. Ayo, perkenalkan dirimu,” guru itu menarik gadis tadi kedepan.
“H-halo teman-teman. Namaku Jessica Veranda Tanumihardja. Kalian bisa panggil aku Veranda,” gadis yang ternyata Veranda itu tersenyum malu.
“Nah, Veranda ini adalah murid pindahan dari SMAN 30 Bogor. Veranda, kamu boleh duduk di bangku yang kosong di belakang sana,” ibu guru itu menunjuk kursi di sebelah Kinal. Wajah gadis itu berubah masam seketika.
“Maaf Bu, apa dia tidak bisa duduk di kursi lain?” Kinal berdiri dari bangkunya lalu menyatakan protes.
“Tidak ada lagi bangku kosong, Kinal. Mohon pengertiannya,” kata ibu guru. Dialah Bu Iva.
Menghela napas pasrah, Kinal kembali duduk. Saat Veranda meletakkan tas di bangkunya, Kinal segera menatapnya tajam.

“Jangan dekat-dekat jika tak ingin mendapat masalah, bocah.”
TBC~

A/N : 
Yo, Minna-sama~ :D
Setelah hampir sebulan Yuu nggak ngepost, akhirnya Yuu datang lagi dengan fanfic jeketi. Berhubung cerita ini masih jauh dari kata sempurna--seperti yang ada di warning--jadi Yuu minta reviewnya ya :3 atau seenggaknya tinggalin jejak, biar Yuu tau siapa manusia kece yang mau menyisihkan waktunya buat baca fanfic ini. Btw ini fanfic VEnomeNAL yeay~!! Semoga nggak stuck, dan thanks buat yg udh bersedia baca ini dari awal sampe akhir, dan yg mau ninggalin jejak apalagi yang ngasih review <3 btw lagi, yg mau minta ijin copas bisa PM ke fb Khansa Audrey :)

Oke, aku kebanyakan ngomong lagi,
Jaa ne~! :3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar