Judul : Friend?
Genre(s) : Friendship, murder [sedikit], family [sedikit],drama.
Author : Khansa Audrey a.k.a Yuu-chan
Cast : [Devi Kinal Putri & Jessica Veranda], Jessica Vania, Shania Junianatha, dll
Warning! : Typo(s), ejaan sesuka Yuu, alur kecepetan, jauh dari kata sempurna.
DILARANG!!
Mengcopas cerita ini tanpa nama author dan izin dari Yuu.
.
.
.
.
.
.
.
Prologue : Siswa Baru
Devi Kinal Putri turun dari sebuah mobil hitam. Ia
menolehkan kepalanya ke kanan dan kekiri. Matanya memincing agar dapat melihat
dengan jelas pada kegelapan malam.
“Psst! Aku disini!”
Merasa seruan itu untuknya, Kinal segera menoleh. Ia
mendapati siluet seorang gadis di ambang gang senggol yang banyak terdapat pada
kawasan itu.
Kinal menghampiri gadis itu.
“Ada apa Shania?” Tanya gadis itu pada seorang gadis lain di
depannya.
“Kau datang. Syukurlah,” gadis berkacamata yang dipanggil Shania itu terkekeh pelan.
“Jika kau menyuruhku datang ke sini hanya untuk obrolan
perempuan yang tidak penting aku akan pulang dan besok pagi akan membuangmu ke
sumur,” Kinal mendelik galak.
“Tentu tidak, tenanglah Kinal. Aku hanya ingin menyampaikan
kalau kita punya target lagi,” Shania menghentikan kekehannya lalu menatap
Kinal serius.
“Heh, ternyata Melody benar-benar mengerti aku. Sudah lama
rasanya tangan ini tidak merasakan dinginnya darah segar,” desis Kinal. Gadis
bersurai pendek itu menyeringai.
“Kamu memang tidak pernah berubah Nal, sudah ya, aku punya
banyak hal yang harus dikerjakan,” Shania ikut menyeringai kecil. Gadis itu
pergi meninggalkan Kinal.
“Hanya seperti ini? Mengapa kau tidak mengirim pesan singkat
atau menelpon saja ‘sih?” Tanya Kinal dengan nada tak suka.
Shania berhenti, lalu menolehkan kepala. “Aku ‘kan ingin
bertemu denganmu. Kita kan sudah kenal lama, masa hanya bertemu saat ada
pekerjaan sih?”
“Aku hanya benci dunia luar. Sudah, aku mau pulang,” jawab
Kinal dingin.
***
Jessica Veranda terlihat tengah mematut dirinya di depan
sebuah cermin. Ia merapikan seragam serta rambutnya.
“Perfect!” gumamnya sambil tersenyum. Ia mengambil tas
ransel yang ditaruhnya di atas kasur. “Oke, Jessica Veranda sudah siap untuk
sekolah baru!”
Veranda menuruni tangga untuk sarapan. Selesai sarapan, ia
bangkit lalu berpamitan dengan ayah, ibu, serta adiknya.
“Ma, Pa, Van, Ve pamit ya!” Veranda memeluk kedua
orangtuanya.
“Hati-hati ya sayang,” pesan mamanya sambil mengelus rambut
gadis itu.
“Oke Ma!” Veranda mengedipkan sebelah matanya lalu berjalan
menuju pintu. Dipakainya sepatu kets yang baru dibelikan papanya. Gadis itu
memang tipe-tipe penyayang lingkungan. Walaupun keluarganya sangat berkecukupan
tapi ia lebih memilih untuk naik kendaraan umum. Alasannya karena ingin
mengurangi polusi udara.
Ia kini telah sampai di halte bus dekat rumahnya. Sambil
celingukan, Veranda menyumpal sepasang telinganya dengan ear phone.
5 menit kemudian, sebuah bus berhenti di depan halte. Dengan
riang gadis itu memasuki bus.
***
Kini, Veranda telah sampai di sekolah barunya. SMAN 48
Jakarta. Ia celingukan mencari guru yang bisa ditanyainya. Ia ingin menanyakan
tentang dimana kelas barunya.
“Kamu murid baru ya?”
Veranda merasa ada yang menepuk bahunya. Bingo! Ia mendapati
sosok perempuan dengan kemeja dan blazer. Pasti itu guru.
“I-iya …, kalau boleh tanya, kelas XI-II dimana ya?” tanya
Veranda sambil menundukan kepalanya. Ia memang terlalu malu kalau harus
bertatap muka dengan orang yang tidak atau baru dikenalnya.
Guru itu tersenyum, “jadi kamu ya anak baru itu? Sini, biar
saya antar. Saya Iva Mufarida. Wali kelas kamu yang baru.”
“B-baik bu.”
***
Kriet ….
Kriet ….
Pintu ruang kelas Kinal terbuka. Di ambangnya terlihat sang
wali kelas beserta seorang gadis yang tidak dikenal oleh Kinal.
“Selamat pagi anak-anak …,” sapa sang guru dengan senyuman
cerah.
“Selamat pagi Bu …!”
“Seperti yang Ibu katakan kemarin, kelas ini kedatangan
murid baru. Ayo, perkenalkan dirimu,” guru itu menarik gadis tadi kedepan.
“H-halo teman-teman. Namaku Jessica Veranda Tanumihardja.
Kalian bisa panggil aku Veranda,” gadis yang ternyata Veranda itu tersenyum
malu.
“Nah, Veranda ini adalah murid pindahan dari SMAN 30 Bogor.
Veranda, kamu boleh duduk di bangku yang kosong di belakang sana,” ibu guru itu
menunjuk kursi di sebelah Kinal. Wajah gadis itu berubah masam seketika.
“Maaf Bu, apa dia tidak bisa duduk di kursi lain?” Kinal
berdiri dari bangkunya lalu menyatakan protes.
“Tidak ada lagi bangku kosong, Kinal. Mohon pengertiannya,”
kata ibu guru. Dialah Bu Iva.
Menghela napas pasrah, Kinal kembali duduk. Saat Veranda
meletakkan tas di bangkunya, Kinal segera menatapnya tajam.
“Jangan dekat-dekat jika tak ingin mendapat masalah, bocah.”
TBC~
A/N :
Yo, Minna-sama~ :D
Setelah hampir sebulan Yuu nggak ngepost, akhirnya Yuu datang lagi dengan fanfic jeketi. Berhubung cerita ini masih jauh dari kata sempurna--seperti yang ada di warning--jadi Yuu minta reviewnya ya :3 atau seenggaknya tinggalin jejak, biar Yuu tau siapa manusia kece yang mau menyisihkan waktunya buat baca fanfic ini. Btw ini fanfic VEnomeNAL yeay~!! Semoga nggak stuck, dan thanks buat yg udh bersedia baca ini dari awal sampe akhir, dan yg mau ninggalin jejak apalagi yang ngasih review <3 btw lagi, yg mau minta ijin copas bisa PM ke fb Khansa Audrey :)
Setelah hampir sebulan Yuu nggak ngepost, akhirnya Yuu datang lagi dengan fanfic jeketi. Berhubung cerita ini masih jauh dari kata sempurna--seperti yang ada di warning--jadi Yuu minta reviewnya ya :3 atau seenggaknya tinggalin jejak, biar Yuu tau siapa manusia kece yang mau menyisihkan waktunya buat baca fanfic ini. Btw ini fanfic VEnomeNAL yeay~!! Semoga nggak stuck, dan thanks buat yg udh bersedia baca ini dari awal sampe akhir, dan yg mau ninggalin jejak apalagi yang ngasih review <3 btw lagi, yg mau minta ijin copas bisa PM ke fb Khansa Audrey :)
Oke, aku kebanyakan ngomong lagi,
Jaa ne~! :3

Tidak ada komentar:
Posting Komentar